Kamis, 06 Oktober 2016

FLU BABI



Pengertian Flu Babi


Flu babi adalah istilah untuk salah satu jenis influenza yang disebabkan oleh virus H1N1. Istilah flu babi muncul karena galur virus penyebabnya mirip dengan virus influenza yang menyebabkan influenza pada babi.

Pada tahun 2009, penularan penyakit ini terjadi secara global dan kemudian berakhir pada tahun 2010. Menurut Departemen Kesehatan Indonesia terdapat kurang lebih 100 kasus infeksi flu babi di tahun 2009-2011. Meski demikian, langkah pencegahan tetap diperlukan dan salah satunya bisa melalui vaksinasi influenza tahunan.

Flu babi (bahasa Inggris: swine influenza) adalah kasus-kasus influeza yang disebabkan oleh virus Orthomyxoviridae yang endemik pada populasi babi. Galur virus flu babi yang telah diisolasi sampai saat ini telah digolongkan sebagai Influenzavirus C atau subtipe genus Influenzavirus A Flu babi disebabkan oleh influenza virus. Ada banyak jenis virus flu. Virus terus-menerus perubahan dan bermutasi untuk menghindari sistem imun hewan yang menginfeksi. irus influenza yang menyebabkan flu babi disebut H1N1 2009Ada tiga jenis utama dari virus flu - influenza A, B, dan CVirus flu babi milik influenza kelas A.Virus H1N1 telah menyebabkan wabah flu tahunan pada manusia untuk sementara waktu. Namun, 2009 pandemi disebabkan oleh variasi dalam virus H1N1 biasa. Hal ini secara khusus disebut H1N1 2009 atau flu babi.

Strain ini telah sebelumnya belum ditemukan dalam babi atau manusia. Itu membawa campuran gen dari manusia flu, babi flu (flu babi) dan flu burung (flu burung). Varian Jika terdeteksi disebut dengan tambahan "v". Misalnya, jika H3N2 virus variasi terdeteksi di seseorang, itu akan disebut "H3N2v" virus. Tatanama ini disusun di 6 Januari 2012 morbiditas dan kematian mingguan laporan dari pusat untuk pencegahan penyakit dan kontrol. 

Virus flu babi umumnya mempengaruhi babi. Ini menyebabkan flu seperti gejala seperti demam, batuk (menggonggong), keluar dari hidung atau mata, bersin, kesulitan bernapas, mata merah dan berair dan penolakan untuk makan. Beberapa babi mungkin terinfeksi tapi tidak muncul sakit. Virus jarang membunuh babi. Kebanyakan wabah terjadi selama musim gugur dan musim dingin akhir seperti infeksi manusia flu musiman.

Lebih lanjut, babi rentan terhadap semua flu burung tiga, manusia flu dan flu babi. Hewan-hewan ini mungkin terinfeksi dengan virus dari spesies yang berbeda sekaligus. Setelah ini terjadi, ada potensi yang virus ikut campur untuk membuat variasi baru yang dapat menyebar dengan mudah dari person-to-person. Ketika hal ini terjadi untuk strain influenza disebut antigenic shift. Antigenic shift hasil ketika baru influenza a virus yang orang tidak pernah terkena, menginfeksi manusia. Akibatnya ada tidak adanya kekebalan terhadap virus varian baru. Ini adalah apa yang terjadi pada tahun 2009 ketika virus influenza A H1N1 dengan babi, unggas dan manusia gen dalam kolam campuran strain H1N1 2009 menyebabkan pandemi.

Babi dapat menampung virus flu yang berasal dari manusia maupun burung, memungkinkan virus tersebut bertukar gen dan menciptakan galur pandemik. Flu babi menginfeksi manusia tiap tahun dan biasanya ditemukan pada orang-orang yang bersentuhan dengan babi, meskipun ditemukan juga kasus-kasus penularan dari manusia ke manusia. Gejala virus termasuk demam, disorientasi, kekakuan pada sendi, muntah-muntah, dan kehilangan kesadaran yang berakhir pada kematian. Flu babi diketahui disebabkan oleh virus influenza A subtipe H1N1 Amerika Serikat, hanya subtipe H1N1 lazim ditemukan di populasi babi sebelum tahun 1998. Namun sejak akhir Agusuts 1998, subtipe H3N2 telah diisolasi juga dari babi.

Sejarah Flu Babi

Semua berawal dari pandemi influenza yang disebut sebagai Flu Spanyol pada tahun 1918 dan menelan korban sebanyak 50 juta jiwa lebih manusia di seluruh duia dan 550.000 jiwa di Amerika Serikat.

Tahun 1930, Smith menyatakan bahwa penyebab flu Spanyol ini adalah jenis virus Orthomyxoviridae tipe A subtype H1Ni. Ternyata H1N1 ini jugalah yang menjadi penyebab influenza pada babi. Meski demikian istilah swine influenza atau flu babi pertama kali diperkenalkan oleh Dr. Richard Shope dari Amerika Serikat. Tahun 1932, dia mengusap ingus babi-babi di peternakan dan berhasil menularkan ke sesame babi.

Mendukung teori Smith, di tahun 1935 Shope membuktikan bahwa orang-orang yang selamat dari pandemi Flu Spanyol di tahun 1918-1919 usai Perang Dunia I memiliki antibodi virus babi. Sayang, generasi setelahnya yang lahir pasca 1920 tidak memiliki antibodi tersebut. Shope juga menyimpulkan, pandemi seperti Flu Spanyol yang menewaskan 50 juta orang lebih di seluruh dunia itu adalah akibat virus babi ini.

Pada 5 Februari 1976, tentara di Fort Dix, Amerika Serikat menyatakan dirinya kelelahan dan lemah, kemudian meninggal dunia keesokannya. Dokter menyatakan kematiannya itu disebabkan oleh virus ini sebagaimana yang terjadi pada tahun 1918. Presiden kala itu, Gerald Ford, diminta untuk mengarahkan rakyatnya disuntik dengan vaksin, namun rencana itu dibatalkan.

Pada 20 Agustus 2007, virus ini menjangkiti seorang warga di pulau Luzon, Filipina.

Gejala Flu Babi

 

Masa inkubasi flu babi adalah sekitar 24 hingga 72 jam setelah pengidap terpajan oleh virus. Penyakit ini memiliki gejala yang mirip dengan flu biasa sehingga sulit dikenali. Beberapa indikasi yang biasanya muncul meliputi:

·         Demam.
·         Kelelahan.
·         Pegal-pegal.
·         Sakit kepala.
·         Hidung tersumbat atau beringus.
·         Mata yang merah dan berair.
·         Sakit tenggorokan.
·         Batuk.

Pengidap flu umumnya tidak membutuhkan penanganan oleh dokter. Tetapi ada sebagian orang yang rentan mengidap komplikasi sehingga membutuhkan pemeriksaan oleh dokter, yaitu jika seseorang mengidap flu dan:

·         Berusia di bawah dua tahun atau di atas 65 tahun.
·         Sedang hamil.
·         Mengidap penyakit kronis, seperti asma, gangguan jantung, serta diabetes.
·         Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, misalnya karena mengidap HIV.
·         Memiliki profesi sebagai pekerja medis, misalnya dokter dan perawat.
·         Mengalami obesitas. 

Penyebab dan penularan Flu Babi

Flu babi disebabkan oleh virus H1N1. Sama seperti virus infulenza lainnya, virus tersebut akan menyerang sel-sel pada dinding hidung, tenggorokan, dan paru-paru.
Flu babi tidak menyebar melalui makan dengan benar ditangani dan menyiapkan babi atau produk lain dari babi. Virus dapat langsung ditularkan dari babi kepada orang-orang dan dari orang-orang untuk babi. Hal ini umum di antara orang-orang yang dekat dengan babi terinfeksi seperti mereka yang bekerja dengan mereka.

Manusia ke manusia transmisi kemudian terjadi itulah bagaimana virus menyebar. Penyebaran ini terjadi oleh orang yang terinfeksi batuk atau bersin ke udara bernapas oleh orang-orang yang sehat.

Orang juga dapat menjadi terinfeksi dengan menyentuh objek dengan virus flu pada mereka dan kemudian menyentuh mulut atau hidung mereka. Ini bisa menjadi tombol pintu, publik telepon atau komputer dll. Flu babi disebabkan oleh virus H1N1. Sama seperti virus infulenza lainnya, virus tersebut akan menyerang sel-sel pada dinding hidung, tenggorokan, dan paru-paru.

Penularan virus H1N1 juga serupa dengan virus influenza lain, misalnya dari pengidap yang bersin atau batuk. Jika tetesan ingus atau air liur dari pengidap tersebut menempel langsung pada permukaan mata, hidung, serta mulut, Anda akan mengalami pajanan oleh virus. Harap diingat bahwa virus ini tidak bisa menyebar melalui konsumsi daging babi.

Penularan penyakit flu babi yaitu secara kontak langsung (bersentuhan, terkena lendir penderita) dan tidak langsung (virus ini menyebar lewat udara, peralatan kandang, alat transportasi dll). Virus ini sangat sangat mudah menular bisa lewat bersin dan batuk penderita. Virus ini tidak menular lewat daging babi jika telah dimasak dengan suhu minimal 710C atau lebih dari 800C.

Pengobatan dan Pencegahan Flu babi

Pengobatan flu babi bagi tiap pasien tentu berbeda-beda. Hal ini ditentukan berdasarkan gejala yang dialami dan tingkat keparahannya, riwayat kesehatan, serta kondisi fisik pasien.

Pada umumnya, pengidap flu babi dapat melakukan pengobatan sendiri di rumah. Langkah-langkah sederhana yang bisa dilakukan meliputi: 

·         Cukup beristirahat.
·         Minum banyak cairan untuk menghindari dehidrasi.
·         Pastikan agar tubuh tetap hangat.

Obat-obatan juga mungkin akan diberikan oleh dokter jika dibutuhkan. Tujuannya adalah untuk mengurangi intensitas gejala yang dialami oleh pasien. Contoh obatnya meliputi ibuprofen dan paracetamol. 

Meski demikian, ada juga kasus-kasus flu babi yang membutuhkan penanganan di rumah sakit. Terutama jika pengidap memiliki risiko tinggi untuk mengalami komplikasi. Dokter biasanya akan memberikan obat antivirus atau antibiotik bagi mereka yang berisiko tinggi. 

Vaksinasi dan pencegahan Flu Babi

 

Langkah utama untuk menghindari flu babi adalah dengan menerima vaksin influenza. Vaksin tersebut juga akan membantu tubuh untuk membangun pertahanan terhadap virus H1N1 dan umumnya dianjurkan setahun sekali.

Selain vaksin, ada beberapa cara sederhana yang bisa kita terapkan untuk menghindari flu babi sekaligus mencegah penularannya. Di antaranya adalah: 

·         Rajin mencuci tangan dengan air dan sabun. Gunakan cairan pembersih tangan berbahan dasar alkohol jika perlu.
·         Hindari kontak langsung dengan pengidap sebisa mungkin.
·         angan bepergian jika Anda sedang sakit.
·         Jika ada anggota keluarga Anda yang mengidap flu, pastikan hanya Anda atau salah satu keluarga Anda yang merawatnya sehingga anggota keluarga yang lain terhindar dari pajanan virus.

Bahaya Flu Babi Pada Manusia

Flu babi merupakan salah satu penyakit paling menakutkan bagi manusia. Memang, gejala awalnya hanya sebatas mirip flu biasa seperti demam, sakit kepala, muntah-muntah dan sakit dan nyeri pada sandi otot, namun dapat mengakibatkan penyakit pernapasan pada paru-paru dan kematian bagi penderitanya. Jadi, bahaya terbesar flu babi adalah dapat menyebabkan kematian.

Maraknya  penularan flu babi (swaine flu) di beberapa negara membuat pemerintah Indonesia waspada. Pemerintah telah menghentikan impor babi dan memperketat pengawasan di perbatasan, termasuk di bandara. Langkah itu dilakukan untuk mencegah masuknya virus flu babi di Indonesia. Flu babi patut diwaspadai. Sebab penyakit mematikan itu sangat cepat menular ke manusia lewat udara. Penularannya jauh lebih cepat dibandingkan flu burung.

Penularan flu burung ke manusia prosesnya lama. Beda dengan flu babi yang begitu cepat menular ke manusia. Kendati flu babi dan flu burung sama-sama mematikan, flu babi rupanya lebih berbahaya karena penyebarannya jauh lebih cepat ke manusia. Korbannya juga lebih banyak manusia ketimbang babi. Hal itu berbeda dengan flu burung yang korbannya lebih banyak unggas ketimbang manusia.



DAPTAR FUSTAKA
·         Abdi Susanto. Flu Babi : Segala sesuatu yang perlu anda tahu. Jakarta : Grasindo.
·         CDC, “Swine Influenza A (H1N1) Infection in Two Children - Southern California, March-April 2009,” Morb. Mort. Wkly Rept., Vol.58, No.15, pp. 400-402, 2009.
·         Doenges, Marilynn E dkk.2000. Rencana Asuhan  Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokomentasian Perawatan Pasien. Jakarta : EGC.
·         G. Neumann, T. Noda, and Y. Kawaoka, “Emergence and Pandemic Potential of Swine-origin (H1N1) Influenza Virus,” Nature, Vol.459, No.7249, pp. 931-9, 2009.
·         J.B Suharjo B. Cahyono. Flu Babi-Flu Burung. 2009. Yogyakarta: Kanisius.
·         M. Katz, “Influenza, In: Public Health and Preventive Medicine,” 15th ed., McGrawHill. New York, pp. 120-123, 2008.
·         Rahajoe, Nastiti N dkk. 2008. Buku Ajar Respirologi Anak Edisi Pertama. Jakarta: IDAI.
·         R. A. Lamb and R. M. Krug (Eds), “Orthomyxoviridae: The viruses and their replication,” in: D. Knipe, P. M. Howley, D. E. Griffin, R. A. Lamb, and M. A. Martin (Eds.), Fields Virology, 5th Ed., Lippincott Williams & Wilkins Press, Philadelphia, PA, USA, pp. 1647-1690, 2007.
·         Soedarto. 2010. Virologi Klinik. Surabaya : Sagung Seto.
·         Tamher,Noorkasiani.2008. Flu Burung: Aspek Klinis Dan Epidemiologis. Jakarta. Salemba Medika.
·         World Health Organization, “Current WHO Phase of Pandemic Alert; Current Phase of Alert in the Global Influenza Preparedness Plan,” 2009.
·         Widoyono. 2011. Penyakit Tropis Epidemiologi Penularan Pencegahan dan PemberatasannyaEdisi Kedua. Semarang : Erlangga.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar