Pengertian Flu Babi
Flu babi adalah istilah untuk salah satu jenis influenza yang disebabkan oleh virus H1N1. Istilah flu babi muncul karena galur virus penyebabnya mirip dengan virus influenza yang menyebabkan influenza pada babi.
Pada tahun 2009, penularan penyakit
ini terjadi secara global dan kemudian berakhir pada tahun 2010. Menurut
Departemen Kesehatan Indonesia terdapat kurang lebih 100 kasus infeksi flu babi
di tahun 2009-2011. Meski demikian, langkah pencegahan tetap diperlukan dan
salah satunya bisa melalui vaksinasi influenza tahunan.
Flu babi (bahasa Inggris: swine influenza) adalah kasus-kasus
influeza yang disebabkan oleh virus Orthomyxoviridae yang endemik pada populasi
babi. Galur virus flu babi yang telah diisolasi sampai saat ini telah
digolongkan sebagai Influenzavirus C atau subtipe genus Influenzavirus A Flu
babi disebabkan oleh influenza virus. Ada banyak jenis virus flu. Virus
terus-menerus perubahan dan bermutasi untuk menghindari sistem imun hewan yang
menginfeksi. irus influenza yang menyebabkan flu babi disebut H1N1 2009Ada tiga
jenis utama dari virus flu - influenza A, B, dan CVirus flu babi milik influenza
kelas A.Virus H1N1 telah menyebabkan wabah flu tahunan pada manusia untuk
sementara waktu. Namun, 2009 pandemi disebabkan oleh variasi dalam virus H1N1
biasa. Hal ini secara khusus disebut H1N1 2009 atau flu babi.
Strain ini telah sebelumnya belum
ditemukan dalam babi atau manusia. Itu membawa campuran gen dari manusia flu,
babi flu (flu babi) dan flu burung (flu burung). Varian Jika terdeteksi disebut
dengan tambahan "v". Misalnya, jika H3N2 virus variasi terdeteksi di
seseorang, itu akan disebut "H3N2v" virus. Tatanama ini disusun di 6
Januari 2012 morbiditas dan kematian mingguan laporan dari pusat untuk
pencegahan penyakit dan kontrol.
Virus flu babi umumnya mempengaruhi
babi. Ini menyebabkan flu seperti gejala seperti demam, batuk (menggonggong), keluar
dari hidung atau mata, bersin, kesulitan bernapas, mata merah dan berair dan
penolakan untuk makan. Beberapa babi mungkin terinfeksi tapi tidak muncul
sakit. Virus jarang membunuh babi. Kebanyakan wabah terjadi selama musim gugur
dan musim dingin akhir seperti infeksi manusia flu musiman.
Lebih lanjut, babi rentan terhadap
semua flu burung tiga, manusia flu dan flu babi. Hewan-hewan ini mungkin
terinfeksi dengan virus dari spesies yang berbeda sekaligus. Setelah ini
terjadi, ada potensi yang virus ikut campur untuk membuat variasi baru yang
dapat menyebar dengan mudah dari person-to-person. Ketika hal ini terjadi untuk
strain influenza disebut antigenic shift. Antigenic shift hasil ketika baru
influenza a virus yang orang tidak pernah terkena, menginfeksi manusia.
Akibatnya ada tidak adanya kekebalan terhadap virus varian baru. Ini adalah apa
yang terjadi pada tahun 2009 ketika virus influenza A H1N1 dengan babi, unggas
dan manusia gen dalam kolam campuran strain H1N1 2009 menyebabkan pandemi.
Babi dapat menampung virus flu yang
berasal dari manusia maupun burung, memungkinkan virus tersebut bertukar gen
dan menciptakan galur pandemik. Flu babi menginfeksi manusia tiap tahun dan
biasanya ditemukan pada orang-orang yang bersentuhan dengan babi, meskipun
ditemukan juga kasus-kasus penularan dari manusia ke manusia. Gejala virus
termasuk demam, disorientasi, kekakuan pada sendi, muntah-muntah, dan
kehilangan kesadaran yang berakhir pada kematian. Flu babi diketahui
disebabkan oleh virus influenza A subtipe H1N1 Amerika Serikat, hanya subtipe
H1N1 lazim ditemukan di populasi babi sebelum tahun 1998. Namun sejak akhir
Agusuts 1998, subtipe H3N2 telah diisolasi juga dari babi.
Semua berawal dari pandemi influenza
yang disebut sebagai Flu Spanyol pada tahun 1918 dan menelan korban sebanyak 50
juta jiwa lebih manusia di seluruh duia dan 550.000 jiwa di Amerika Serikat.
Tahun 1930, Smith menyatakan bahwa
penyebab flu Spanyol ini adalah jenis virus Orthomyxoviridae tipe A subtype H1Ni.
Ternyata H1N1 ini jugalah yang menjadi penyebab influenza pada babi. Meski demikian
istilah swine influenza atau flu babi pertama kali diperkenalkan oleh Dr.
Richard Shope dari Amerika Serikat. Tahun 1932, dia mengusap ingus babi-babi di
peternakan dan berhasil menularkan ke sesame babi.
Mendukung teori Smith, di tahun 1935
Shope membuktikan bahwa orang-orang yang selamat dari pandemi Flu Spanyol di
tahun 1918-1919 usai Perang Dunia I memiliki antibodi virus babi. Sayang,
generasi setelahnya yang lahir pasca 1920 tidak memiliki antibodi tersebut.
Shope juga menyimpulkan, pandemi seperti Flu Spanyol yang menewaskan 50 juta
orang lebih di seluruh dunia itu adalah akibat virus babi ini.
Pada 5 Februari 1976, tentara di
Fort Dix, Amerika Serikat menyatakan dirinya kelelahan dan lemah, kemudian
meninggal dunia keesokannya. Dokter menyatakan kematiannya itu disebabkan oleh
virus ini sebagaimana yang terjadi pada tahun 1918. Presiden kala itu, Gerald
Ford, diminta untuk mengarahkan rakyatnya disuntik dengan vaksin, namun rencana
itu dibatalkan.
Pada 20 Agustus 2007, virus ini
menjangkiti seorang warga di pulau Luzon, Filipina.
Gejala
Flu Babi
Masa inkubasi flu babi adalah sekitar 24 hingga 72
jam setelah pengidap terpajan oleh virus. Penyakit ini memiliki gejala yang
mirip dengan flu biasa sehingga sulit dikenali. Beberapa indikasi yang biasanya
muncul meliputi:
·
Demam.
·
Kelelahan.
·
Pegal-pegal.
·
Sakit kepala.
·
Hidung tersumbat atau beringus.
·
Mata yang merah dan berair.
·
Sakit tenggorokan.
·
Batuk.
Pengidap flu umumnya tidak membutuhkan penanganan
oleh dokter. Tetapi ada sebagian orang yang rentan mengidap komplikasi sehingga
membutuhkan pemeriksaan oleh dokter, yaitu jika seseorang mengidap flu dan:
·
Berusia di bawah dua tahun atau di atas
65 tahun.
·
Sedang hamil.
·
Mengidap penyakit kronis, seperti asma,
gangguan jantung, serta diabetes.
·
Memiliki sistem kekebalan tubuh yang
lemah, misalnya karena mengidap HIV.
·
Memiliki profesi sebagai pekerja medis,
misalnya dokter dan perawat.
·
Mengalami obesitas.
Penyebab
dan penularan Flu Babi
Flu babi disebabkan oleh virus H1N1.
Sama seperti virus infulenza lainnya, virus tersebut akan menyerang sel-sel
pada dinding hidung, tenggorokan, dan paru-paru.
Flu babi tidak menyebar melalui
makan dengan benar ditangani dan menyiapkan babi atau produk lain dari babi.
Virus dapat langsung ditularkan dari babi kepada orang-orang dan dari
orang-orang untuk babi. Hal ini umum di antara orang-orang yang dekat dengan
babi terinfeksi seperti mereka yang bekerja dengan mereka.
Manusia ke manusia transmisi
kemudian terjadi itulah bagaimana virus menyebar. Penyebaran ini terjadi oleh
orang yang terinfeksi batuk atau bersin ke udara bernapas oleh orang-orang yang
sehat.
Orang juga dapat menjadi terinfeksi
dengan menyentuh objek dengan virus flu pada mereka dan kemudian menyentuh
mulut atau hidung mereka. Ini bisa menjadi tombol pintu, publik telepon atau
komputer dll. Flu babi disebabkan oleh virus H1N1. Sama seperti virus infulenza
lainnya, virus tersebut akan menyerang sel-sel pada dinding hidung,
tenggorokan, dan paru-paru.
Penularan virus H1N1 juga serupa
dengan virus influenza lain, misalnya dari pengidap yang bersin atau batuk.
Jika tetesan ingus atau air liur dari pengidap tersebut menempel langsung pada
permukaan mata, hidung, serta mulut, Anda akan mengalami pajanan oleh virus.
Harap diingat bahwa virus ini tidak bisa menyebar melalui konsumsi daging babi.
Penularan penyakit flu babi yaitu
secara kontak langsung (bersentuhan, terkena lendir penderita) dan tidak
langsung (virus ini menyebar lewat udara, peralatan kandang, alat transportasi
dll). Virus ini sangat sangat mudah menular bisa lewat bersin dan batuk
penderita. Virus ini tidak menular lewat daging babi jika telah dimasak dengan
suhu minimal 710C atau lebih dari 800C.
Pengobatan dan Pencegahan Flu babi
Pengobatan flu babi bagi tiap pasien
tentu berbeda-beda. Hal ini ditentukan berdasarkan gejala yang dialami dan
tingkat keparahannya, riwayat kesehatan, serta kondisi fisik pasien.
Pada umumnya, pengidap flu babi
dapat melakukan pengobatan sendiri di rumah. Langkah-langkah sederhana yang
bisa dilakukan meliputi:
·
Cukup
beristirahat.
·
Minum
banyak cairan untuk menghindari dehidrasi.
·
Pastikan
agar tubuh tetap hangat.
Obat-obatan juga mungkin akan
diberikan oleh dokter jika dibutuhkan. Tujuannya adalah untuk mengurangi
intensitas gejala yang dialami oleh pasien. Contoh obatnya meliputi ibuprofen
dan paracetamol.
Meski demikian, ada juga kasus-kasus
flu babi yang membutuhkan penanganan di rumah sakit. Terutama jika pengidap
memiliki risiko tinggi untuk mengalami komplikasi. Dokter biasanya akan
memberikan obat antivirus atau antibiotik bagi mereka yang berisiko tinggi.
Vaksinasi dan pencegahan Flu Babi
Langkah utama untuk menghindari flu
babi adalah dengan menerima vaksin influenza. Vaksin tersebut juga akan
membantu tubuh untuk membangun pertahanan terhadap virus H1N1 dan umumnya
dianjurkan setahun sekali.
Selain vaksin, ada beberapa cara
sederhana yang bisa kita terapkan untuk menghindari flu babi sekaligus mencegah
penularannya. Di antaranya adalah:
·
Rajin mencuci tangan dengan air dan
sabun. Gunakan cairan pembersih tangan berbahan dasar alkohol jika perlu.
·
Hindari kontak langsung dengan pengidap
sebisa mungkin.
·
angan bepergian jika Anda sedang sakit.
·
Jika ada anggota keluarga Anda yang
mengidap flu, pastikan hanya Anda atau salah satu keluarga Anda yang merawatnya
sehingga anggota keluarga yang lain terhindar dari pajanan virus.
Bahaya
Flu Babi Pada Manusia
Flu babi merupakan salah satu
penyakit paling menakutkan bagi manusia. Memang, gejala awalnya hanya sebatas
mirip flu biasa seperti demam, sakit kepala, muntah-muntah dan sakit dan nyeri
pada sandi otot, namun dapat mengakibatkan penyakit pernapasan pada paru-paru
dan kematian bagi penderitanya. Jadi, bahaya terbesar flu babi adalah dapat
menyebabkan kematian.
Maraknya penularan flu babi
(swaine flu) di beberapa negara membuat pemerintah Indonesia waspada.
Pemerintah telah menghentikan impor babi dan memperketat pengawasan di
perbatasan, termasuk di bandara. Langkah itu dilakukan untuk mencegah masuknya
virus flu babi di Indonesia. Flu babi patut diwaspadai. Sebab penyakit
mematikan itu sangat cepat menular ke manusia lewat udara. Penularannya jauh
lebih cepat dibandingkan flu burung.
Penularan flu burung ke manusia
prosesnya lama. Beda dengan flu babi yang begitu cepat menular ke manusia.
Kendati flu babi dan flu burung sama-sama mematikan, flu babi rupanya lebih
berbahaya karena penyebarannya jauh lebih cepat ke manusia. Korbannya juga
lebih banyak manusia ketimbang babi. Hal itu berbeda dengan flu burung yang
korbannya lebih banyak unggas ketimbang manusia.
DAPTAR FUSTAKA
·
Abdi Susanto. Flu Babi : Segala
sesuatu yang perlu anda tahu. Jakarta : Grasindo.
·
CDC, “Swine Influenza A (H1N1)
Infection in Two Children - Southern California, March-April 2009,” Morb. Mort.
Wkly Rept., Vol.58, No.15, pp. 400-402, 2009.
·
Doenges, Marilynn E dkk.2000. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan dan
Pendokomentasian Perawatan Pasien. Jakarta : EGC.
·
G. Neumann, T. Noda, and Y. Kawaoka,
“Emergence and Pandemic Potential of Swine-origin (H1N1) Influenza Virus,”
Nature, Vol.459, No.7249, pp. 931-9, 2009.
·
J.B Suharjo B. Cahyono. Flu Babi-Flu
Burung. 2009. Yogyakarta: Kanisius.
·
M. Katz, “Influenza, In: Public
Health and Preventive Medicine,” 15th ed., McGrawHill. New York, pp. 120-123,
2008.
·
Rahajoe, Nastiti N dkk. 2008. Buku Ajar Respirologi Anak Edisi Pertama.
Jakarta: IDAI.
·
R. A. Lamb and R. M. Krug (Eds),
“Orthomyxoviridae: The viruses and their replication,” in: D. Knipe, P. M.
Howley, D. E. Griffin, R. A. Lamb, and M. A. Martin (Eds.), Fields Virology,
5th Ed., Lippincott Williams & Wilkins Press, Philadelphia, PA, USA, pp.
1647-1690, 2007.
·
Soedarto. 2010. Virologi Klinik. Surabaya : Sagung Seto.
·
Tamher,Noorkasiani.2008. Flu Burung: Aspek Klinis Dan Epidemiologis.
Jakarta. Salemba Medika.
·
World Health Organization, “Current
WHO Phase of Pandemic Alert; Current Phase of Alert in the Global Influenza
Preparedness Plan,” 2009.
·
Widoyono. 2011. Penyakit Tropis Epidemiologi Penularan Pencegahan dan
PemberatasannyaEdisi Kedua. Semarang : Erlangga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar